Skip to main content
Ilustrasi Sejarah Islam

Abu Ubaidah bin Jarrah: Sang Pemimpin yang Jujur dan Rendah Hati

Di zaman sekarang, sulit sekali menemukan figur teladan yang bisa dikenalkan kepada anak-anak. Tokoh-tokoh yang populer di media sosial sering kali hanya pintar tampil, tetapi miskin akhlak. Banyak orangtua mengeluh, “Bagaimana anak saya bisa punya sosok panutan yang benar?”

Di sinilah pentingnya mengenalkan anak-anak kita pada pahlawan sejati, bukan dari film superhero, tetapi dari sejarah nyata Islam.
Salah satunya adalah Abu Ubaidah bin Jarrah, sahabat Rasulullah SAW yang dijuluki sebagai “Aminu hadzihil ummah”orang yang paling dipercaya di kalangan umat ini.

DAFTAR ISI

Siapa Abu Ubaidah bin Jarrah?

Nama lengkapnya adalah Amir bin Abdullah bin Jarrah, namun ia lebih dikenal dengan panggilan Abu Ubaidah.
Beliau lahir di Mekkah, sekitar 40 tahun sebelum hijrah.
Abu Ubaidah berasal dari suku Quraisy, keluarga yang cukup terpandang pada masanya.

Sejak muda, Abu Ubaidah dikenal cerdas, jujur, dan berkarakter kuat.
Ketika dakwah Islam pertama kali disampaikan oleh Rasulullah SAW, ia termasuk sepuluh orang pertama yang memeluk Islam.
Namun, keputusannya ini tidak mudah. Ibunya sendiri menentangnya keras. Bahkan, dalam Perang Badar, Abu Ubaidah terpaksa berhadapan dengan ayah kandungnya yang menjadi bagian dari pasukan Quraisy. Dengan penuh kepedihan, ia mengutamakan kebenaran dan akhirnya membunuh ayahnya sendiri di medan perang.
Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Quran:

“Engkau tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu bapak-bapak mereka...”
(TQS. Al-Mujadilah: 22)

Bayangkan betapa berat ujian yang beliau hadapi.
Namun dari sinilah kita bisa melihat keteguhan iman yang bisa kita ajarkan kepada anak-anak kita: bahwa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya harus di atas segalanya, bahkan di atas ikatan darah.


Pahlawan yang Dipercaya Rasulullah SAW

Rasulullah SAW sangat mencintai Abu Ubaidah.
Dalam satu hadis riwayat Bukhari, beliau bersabda:

“Sesungguhnya setiap umat memiliki orang yang paling terpercaya, dan orang yang paling terpercaya dari umat ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah.”
(HR. Bukhari)

Gelar ini bukan tanpa alasan.
Abu Ubaidah sering diutus memimpin misi-misi penting, termasuk memimpin pasukan dalam berbagai pertempuran besar seperti:

  • Perang Badar – perang pertama umat Islam melawan kaum Quraisy.

  • Perang Uhud – di mana beliau menunjukkan keberanian luar biasa.

  • Perang Yarmuk – yang menjadi kunci penaklukan wilayah Syam (Suriah, Palestina, dan sekitarnya).

Salah satu kisah yang paling terkenal adalah ketika Rasulullah SAW wafat.
Saat umat Islam bingung memilih khalifah, sebagian orang menginginkan Abu Ubaidah sebagai pemimpin.
Namun, dengan penuh kerendahan hati, beliau berkata:

“Aku tidak layak selama Abu Bakar masih ada di antara kita.”

Kata-kata ini menunjukkan bahwa bagi Abu Ubaidah, kepemimpinan bukanlah ambisi, melainkan amanah yang berat.


Keteladanan Abu Ubaidah yang Relevan untuk Anak Muda

Apa yang membuat Abu Ubaidah begitu istimewa?
Berikut tiga sifat utama yang sangat relevan untuk kita ajarkan kepada anak-anak kita:

Kejujuran yang Tak Tergoyahkan

Abu Ubaidah dijuluki “Amin” karena kejujurannya yang luar biasa.
Ia tidak pernah menyalahgunakan kekuasaan, bahkan ketika memegang jabatan tinggi sebagai panglima perang dan gubernur.

💡 Tips untuk Orangtua:
Ajarkan anak untuk jujur dalam hal kecil. Misalnya, saat mengerjakan PR atau ujian, ingatkan mereka bahwa kejujuran adalah modal utama seorang pemimpin. Ceritakan kisah Abu Ubaidah agar mereka paham bahwa jujur itu keren dan penuh keberanian.


Kepemimpinan yang Rendah Hati

Meski menjadi panglima tertinggi di Syam, Abu Ubaidah hidup sangat sederhana.
Ketika Khalifah Umar bin Khattab datang memeriksanya, beliau hanya menemukan peralatan rumah tangga yang sangat sedikit.
Umar pun menangis, terharu melihat kesederhanaan sahabat yang memimpin wilayah seluas itu.

💡 Tips untuk Orangtua:
Ajak anak-anak berdiskusi tentang arti kepemimpinan sejati.
Ceritakan bahwa seorang pemimpin sejati bukanlah yang paling kaya atau paling terkenal, tetapi yang paling bertanggung jawab dan melayani orang lain.
Dorong mereka untuk mulai dari hal kecil, seperti menjadi ketua kelompok belajar atau pengurus organisasi sekolah.


Keberanian yang Berlandaskan Iman

Abu Ubaidah bukan hanya pemberani di medan perang, tetapi juga berani mengambil keputusan sulit.
Contohnya, ketika wabah Tha’un Amwas melanda wilayah Syam, ia memilih tetap tinggal bersama rakyatnya, memimpin mereka hingga akhirnya wafat karena wabah tersebut.
Keputusannya ini menunjukkan bahwa keberanian sejati bukan sekadar melawan musuh, tetapi juga siap menghadapi risiko demi kebaikan orang lain.

💡 Tips untuk Orangtua:
Bantu anak memahami bahwa keberanian tidak selalu berarti berkelahi.
Berani bicara benar di kelas, membela teman yang di-bully, atau menolak ajakan buruk juga bentuk keberanian yang luar biasa.


Menghidupkan Kisah Abu Ubaidah di Rumah

Mengenalkan tokoh sahabat seperti Abu Ubaidah kepada anak-anak tidak harus membosankan.
Berikut beberapa ide yang bisa Anda coba di rumah:

  • Cerita Sebelum Tidur:
    Bacakan kisah sahabat dengan gaya cerita yang seru. Gunakan intonasi berbeda agar anak merasa seperti mendengar dongeng, tapi penuh hikmah.

  • Menonton Video Bersama:
    Banyak video animasi Islami yang menceritakan kisah sahabat. Tonton bersama lalu diskusikan nilai-nilai yang bisa dipetik.

  • Proyek Keluarga:
    Ajak anak membuat poster bertema kejujuran atau kepemimpinan, lalu tempelkan di kamar mereka.

  • Diskusi Kecil:
    Misalnya, setelah salat Maghrib, tanyakan pada anak: “Kalau kamu jadi Abu Ubaidah, apa yang akan kamu lakukan?”

Dengan aktivitas seperti ini, kisah sahabat tidak hanya menjadi sejarah, tapi juga bagian hidup yang nyata bagi anak-anak.


Refleksi untuk Keluarga Muslim

Di tengah zaman yang penuh tantangan, anak-anak kita butuh figur nyata yang bisa diteladani.
Abu Ubaidah bin Jarrah bukan hanya pahlawan masa lalu, tetapi juga cermin akhlak mulia yang relevan untuk masa kini.
Kejujuran, kepemimpinan yang rendah hati, dan keberanian yang berlandaskan iman adalah tiga nilai yang, jika ditanamkan sejak dini, akan membentuk generasi kuat dan berakhlak.


Penutup

Mungkin anak-anak kita tidak akan pernah bertemu Abu Ubaidah bin Jarrah.
Namun, melalui kisahnya, mereka bisa merasakan kehadirannya sebagai mentor spiritual yang membimbing dari kejauhan.

Mari jadikan kisah para sahabat seperti Abu Ubaidah sebagai sumber inspirasi keluarga, bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga untuk kita sebagai orangtua.
Karena sejatinya, pendidikan terbaik dimulai dari keteladanan.

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

 

 

reguler 25 04 17

 

Menghidupkan Semangat Abu Ubaidah dalam Keluarga Kita

Keteladanan Abu Ubaidah bin Jarrah bukan hanya cerita sejarah yang indah untuk dikenang.
Ia adalah warisan hidup yang bisa kita teruskan kepada anak-anak kita — generasi yang kelak akan memimpin umat, bangsa, bahkan dunia. 🌱

Namun, kita semua tahu bahwa membesarkan anak di era modern penuh godaan ini tidaklah mudah.
Gawai, pergaulan, media sosial — semua itu bisa menjadi jembatan kebaikan, tetapi juga jurang yang mengkhawatirkan.
Sebagai orangtua, tentu kita ingin anak-anak bukan hanya cerdas akademis, tetapi juga kuat iman, berakhlak mulia, dan mencintai Al-Quran seperti Abu Ubaidah.

Bayangkan jika anak Anda tumbuh menjadi pemuda yang jujur, rendah hati, dan berani mengambil keputusan benar, sebagaimana yang diteladankan Abu Ubaidah.
Bukankah itu harapan setiap orangtua?

Kabar baiknya, harapan itu bukan sekadar mimpi.
Ada jalan untuk mewujudkannya melalui pendidikan yang menyatukan hafalan Al-Quran, ilmu agama, akademis modern, serta pengembangan diri.

Di sinilah Program Pesantren Tahfidz 3 Tahun SMP/SMA Daarul Mutqin Genta Qurani hadir sebagai jawaban.
Program ini dirancang agar anak-anak dapat menghafal 30 juz Al-Quran dengan mutqin, sekaligus tetap meraih prestasi akademis dan memiliki keterampilan hidup yang relevan dengan zaman.

Selama tiga tahun, mereka akan dibimbing secara bertahap:

  • Tahun pertama: fokus hafalan Qur'an 80%, pondasi diniyyah 20%.

  • Tahun kedua: memperkuat bahasa Arab dan Inggris, tetap bersama Qur'an.

  • Tahun ketiga: fokus akademis, skill project, dan persiapan masuk kuliah.

Bagi orangtua, ini bukan sekadar program pendidikan, tetapi investasi masa depan dunia-akhirat.
Karena setiap ayat yang dihafalkan anak akan menjadi cahaya, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga mahkota kemuliaan untuk kedua orangtuanya kelak di akhirat.

Jika Anda rindu melihat anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat, dikelilingi guru yang membimbing dengan kasih sayang, serta memiliki visi hidup jelas, maka inilah saatnya mengambil langkah nyata.
Mari kenalkan mereka pada perjalanan yang akan menyatukan ilmu, iman, dan akhlak, sebagaimana Abu Ubaidah telah memberi teladan.

Informasi Lengkap:
🌐 Website: https://gentaqurani.id/santri-al-quran
 📱 WhatsApp: 0812-2650-25730813-9830-0644
📍 Lokasi: Sirnagalih, Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 16770

Karena membentuk generasi pemimpin yang Qur'ani dimulai dari pilihan orangtua hari ini. 🌟


 


quran camp 2025 04 19

Generasi Tarbiyah Qurani (Genta Qurani), adalah yayasan yang menaungi Pesantren Daarul Mutqin, Megamendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Kurikulum kami berfokus pada hafalan (tahfidz) Al Quran dengan beragam program yang ditawarkan untuk berbagai kalangan dan tingkatan usia.

Diterbitkan Dikategori Seputar Islam.