
Al-Qurthubi: Imam Besar di Balik Tafsir Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an
Banyak kitab tafsir yang dikenal luas di Indonesia, seperti Tafsir Jalalain, Tafsir At-Thabari, dan Tafsir Al-Qurthubi. Kitab tafsir yang terakhir disebut ini menjadi salah satu rujukan penting bagi umat Islam Indonesia dalam memahami kandungan Al-Qur’an. Popularitasnya semakin meningkat karena telah tersedia dalam edisi terjemahan bahasa Indonesia.
Baca Juga: Pesantren Tahfidz Untuk Usia SMP/SMA Program 3 Tahun Mutqin 30 Juz
Menariknya, sebagaimana disebutkan oleh Quraish Shihab dalam bukunya Rasionalitas Al-Quran: Studi Kritis atas Tafsir Al-Manar, kitab ini termasuk yang direkomendasikan oleh Syekh Muhammad Abduh, seorang mufasir dan reformis Islam asal Mesir. Menurut Abduh, Imam Al-Qurthubi berhasil melepaskan diri dari belenggu taklid dan berupaya menjelaskan ajaran Islam dengan menghindari perdebatan yang berpotensi menimbulkan perpecahan. (Quraish Shihab: 2006)
DAFTAR ISI
Biografi Imam Al-Qurthubi 🏛️
Nama lengkap beliau adalah Abû Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr bin Farh al-Ansharī al-Khazrajī al-Andalusî al-Qurthubī, tetapi lebih dikenal dengan nama Al-Qurthubi. Beliau lahir di Cordoba, Andalusia, pada tahun 468 H/1093 M dan wafat pada bulan Syawwal tahun 567 H/1172 M. Namun, ada perbedaan pendapat mengenai tahun wafatnya. Menurut sejarawan az-Dzahabi, Al-Qurthubi wafat pada 9 Syawwal tahun 671 H.
Pada masa kehidupan Al-Qurthubi, Dinasti Muwahhidun (514/668 H) sedang berkuasa, dengan pusat pemerintahan di Afrika Utara. Pada periode ini, Cordoba berkembang menjadi pusat peradaban dunia, dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan. Dukungan penuh dari penguasa Dinasti Muwahhidun terhadap dunia intelektual memberikan kesempatan emas bagi para ulama untuk menghasilkan karya monumental, termasuk Imam Al-Qurthubi.
Karena kecintaan yang mendalam terhadap ilmu, Al-Qurthubi kemudian hijrah ke Mesir pada masa Dinasti Ayyubiyyah. Di Mesir, ia berguru kepada banyak ulama dan mengembangkan keilmuannya. Beliau wafat di kota ini pada malam Senin, 9 Syawwal 671 H, dan makamnya terletak di Maniyah, timur Sungai Nil, yang hingga kini sering dikunjungi oleh para peziarah sebagai bentuk penghormatan terhadap beliau. (Ahmad Zainal Abidin & Eko Zulfikar: 2017)
Baca Juga: Gap Year With Quran (1 Tahun Mutqin 30 Juz)
Kepribadian dan Perjalanan Intelektual 📚
Imam Al-Qurthubi dikenal sebagai ulama yang terbuka dan kosmopolit. Dalam bidang fikih, meskipun berasal dari mazhab Maliki, ia tidak fanatik terhadap satu mazhab saja. Ia menghargai perbedaan pendapat dan kerap kali mengadopsi pandangan dari mazhab lain, menunjukkan sikap objektif dan independensi dalam berpikir.
Perjalanan intelektualnya juga sangat kaya. Al-Qurthubi rela berpindah dari satu tempat ke tempat lain demi menimba ilmu dari berbagai ulama besar. Ia sering menghadiri forum-forum keilmuan, yang membentuk cara berpikirnya yang kritis dan luas.
Guru-Guru Al-Qurthubi 🏫
Guru-guru Imam Al-Qurthubi dapat dibagi menjadi dua kelompok:
Guru di Andalusia (Spanyol):
- Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad bin Muhammad al-Qaisi (Ahli nahwu)
- Abu Sulaiman Rabi’ bin al-Rahman bin Ahmad al-Sy’ari al-Qurtubi (Hakim di Andalusia)
- Abu Amir Yahya bin Abd al-Rahman bin Ahmad al-Asy’ari (Teolog dan ahli fikih)
- Abu Muhammad Abdullah bin Sulaiman bin Daud bin Hautillah al-Anshari al-Andalusi (Ahli hadis)
Guru di Mesir:
- Abu Thahir Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim al-Ashfahani
- Ibnu Ruwaj Rasyid al-Din Abu Muhammad Abd al-Wahhab bin Ruwaj
- Abu al-‘Abbas Ahmad bin Umar bin Ibrahim al-Maliki
- Abu Muhammad ‘Abd al-Mu’ati bin Mahmud bin Abd Mu’atti bin Abd al-Khaliq al-Khamhi al-Maliki
- Abu al-Hasan Ali bin Hibatullah bin Salamah al-Lakhmi al-Misri as-Syafii
Para guru ini memberikan pengaruh besar dalam membentuk pemikiran dan karya-karya Imam Al-Qurthubi yang hingga kini tetap dikenal luas. (Othman: 2017)
Baca Juga: Healing With Quran (1 Bulan Membersamai Al Quran)
Karya-Karya Imam Al-Qurthubi ✍️
Sebagai seorang ulama yang produktif, Imam Al-Qurthubi meninggalkan banyak karya penting yang memperkaya khazanah keilmuan Islam. Beberapa karya monumentalnya antara lain:
📖 Al-Jāmi’ li Ahkām al-Qur’ān – Kitab tafsir yang menjadi rujukan utama umat Islam.
📖 Syarh al-Taqassi
📖 Qamah al-Hars bi al-Hars bi al-Zuhd wa al-Qanā’ah
📖 Al-Asnā fī Sharh Asmā’ Allah al-Husnā wa Sifatih
📖 Al-Tidzkār fi Afdalal-Adzhkār
📖 Al-Tadzhkīrah fi Ahwāl al-Mawtā wa Umūr al-Akhirah
📖 Qam’ al Harsh bi al-Zuhd wa al-Qanā’ah wa Radd Dzalikal Su’āl bi al-Kutub wa Al-Syafā’ah(Jufriyadi: 2018)
Kitab-kitab ini menjadi bukti dedikasi dan pengabdian Imam Al-Qurthubi terhadap dunia ilmu pengetahuan. Melalui karyanya, beliau turut memberikan kontribusi besar dalam memahami Al-Qur’an dan memperluas wawasan umat Islam dalam berbagai bidang keilmuan.
Kesimpulan 🌟
Imam Al-Qurthubi adalah sosok ulama besar yang tidak hanya mendalami tafsir Al-Qur’an, tetapi juga berkontribusi dalam bidang fikih, hadis, dan ilmu lainnya. Sikapnya yang terbuka terhadap perbedaan pendapat menjadikannya salah satu ulama yang dihormati hingga kini. Karya-karyanya terus menjadi rujukan utama bagi umat Islam, terutama dalam memahami hukum-hukum Al-Qur’an.
Semangat keilmuannya, perjalanannya menuntut ilmu, serta dedikasinya dalam menulis menjadi inspirasi bagi para pencari ilmu. 📖✨
📌 Sumber: Muhamad Bukhari Muslim.
Generasi Tarbiyah Qurani (Genta Qurani), adalah yayasan yang menaungi Pesantren Daarul Mutqin, Megamendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Kurikulum kami berfokus pada hafalan (tahfidz) Al Quran dengan beragam program yang ditawarkan untuk berbagai kalangan dan tingkatan usia.