Skip to main content
Ilustrasi Anak Kecil Membaca Quran. Sumber: pexels.com

Mengenal Metode Qiraati: Cara Mudah Belajar Al-Qur'an πŸ“–βœ¨

Pada awalnya, K.H. Dahlan Salim Zarkasy mengajarkan anak-anaknya membaca Al-Qur'an dengan metode yang benar. Sebagai seorang pedagang yang sering berpindah tempat, beliau tetap selalu menyempatkan diri untuk sholat berjamaah di masjid atau musholla. Dari pengalaman inilah, K.H. Dahlan merasa resah mendengar banyak orang yang membaca Al-Qur'an dengan cara yang salah namun dianggap benar. Padahal, membaca Al-Qur'an memiliki aturan, yaitu harus bertajwid dan dibaca dengan tartil.

 

Daftar Isi

Perkembangan Metode Qiraati 🌍

Konsep Qiraati ini telah diikuti oleh jutaan orang, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Metode ini berbeda dengan metode lain karena sangat terorganisir, mulai dari tingkat pusat di Semarang hingga ke kecamatan yang langsung berinteraksi dengan berbagai lembaga pengajaran.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang konsep pembelajaran Qiraati, mari kita pahami dulu struktur dan mekanisme lembaganya yang terhubung dari pusat hingga tingkat kecamatan.

 

Baca Juga: Pesantren Tahfidz Untuk Usia SMP/SMA Program 3 Tahun Mutqin 30 Juz

 

Syarat Berdirinya Lembaga Qiraati 🏫

Untuk mendirikan lembaga Qiraati, ada beberapa syarat penting yang harus dipenuhi:

Penanggung jawab yang bersyahadah

Setiap lembaga harus memiliki penanggung jawab yang telah mendapatkan ijazah Qiraati sebagai syarat mutlak untuk mengajar.

Minimal 7 guru bersyahadah

Sebuah lembaga harus memiliki minimal 7 guru yang sudah bersyahadah. Jika belum mencapai jumlah tersebut, lembaga harus "ngerayon" pada lembaga yang sudah memiliki Nomor Induk Lembaga (NIL).

Lahan untuk mengajar

Lembaga Qiraati membutuhkan lahan yang bisa digunakan, seperti musholla, masjid, atau rumah. Namun, idealnya harus memiliki ruang khusus dengan ukuran 3x4 meter.

Administrasi dan buku

Buku yang digunakan dalam metode ini adalah Jilid Qiraati yang terdiri dari 6 jilid, ditambah Juz 27, Al-Qur'an, Ghorib, dan Tajwid. Buku-buku ini bersifat terstruktur dan tidak diperjualbelikan secara umum, karena keaslian metode harus dijaga.

Kewajiban guru bersyahadah

Guru-guru yang sudah bersyahadah memiliki tanggung jawab pribadi. Para ustadz wajib membaca Al-Qur'an 2 juz per hari, dan ustadzah 1 juz per hari. Mereka juga harus melaksanakan tahajjud di sepertiga malam.

Mengenal Program-Program Qiraati πŸŽ“

Metode Qiraati menawarkan banyak program, seperti:

  • TK Qiraati
  • TPQ
  • Lembaga Program Dewasa (LPD)
  • Pra PTPT (Pra Program Tahfidz Pasca TPQ)
  • PTPT (Program Tahfidz Pasca TPQ)

Sebelum membahas program-program tersebut, penting untuk kita pahami bahwa metode ini terdiri dari 7 Jilid Plus yang dirancang untuk membantu siswa membaca Al-Qur'an dengan benar dan mudah.

Tahapan Pembelajaran Metode Qiraati πŸ“–

Metode Qiraati menawarkan pembelajaran bertahap bagi anak-anak untuk mengenal dan membaca Al-Qur'an dengan benar. Setiap tahap dirancang agar sesuai dengan kemampuan dan usia anak, sehingga mereka dapat belajar secara efektif. Berikut penjelasan mengenai tahapan pembelajaran dalam metode ini.

1. Jilid Pra TK: Mengenalkan Huruf Hijaiyyah πŸ§’πŸ“š

Pada tahap Pra TK, anak-anak yang berusia 2,5 tahun mulai diperkenalkan dengan huruf hijaiyyah. Di sini, mereka belum membaca jilid, melainkan menggunakan alat peraga huruf hijaiyyah untuk mengenal ke-30 huruf tersebut. Pembelajaran dilakukan melalui bermain sambil belajar, karena bermain adalah cara terbaik untuk anak-anak belajar di usia ini.

πŸ’‘ Tujuan:

  • Anak dapat mengenali huruf hijaiyyah secara jelas dan terang.
  • Guru memberikan contoh pengucapan yang benar agar anak mudah menirunya.

2. Jilid 1: Mulai Belajar Membaca Huruf πŸ“–

Pada tahap ini, pembelajaran dibagi menjadi Jilid 1 A dan Jilid 1 B.

- Jilid 1 A: Anak belajar membaca dua hingga tiga huruf secara berkala, dimulai dengan huruf-huruf hijaiyyah yang diberi harokat fathah. Guru harus memberikan contoh yang jelas agar anak dapat meniru pengucapannya dengan benar. Anak diajari membuka mulut saat membaca, kecuali pada huruf-huruf tertentu seperti huruf isti'la yang dibaca dengan mulut mecucu.

- Jilid 1 B: Melanjutkan dari Jilid 1 A, anak mulai belajar membaca huruf nyambung. Mereka diajari membaca tiga huruf yang dirangkai, tetap dengan fokus pada pengucapan yang benar.

 

Baca Juga: Gap Year With Quran (1 Tahun Mutqin 30 Juz)

 

3. Jilid 2: Memahami Harokat Fathah, Kasroh, dan DhOmmah πŸ”„

Pada Jilid 2 A, anak belajar mengenali dan membaca huruf-huruf yang menggunakan fathah, kasroh, dan dhommah. Masing-masing harokat ini memiliki aturan bacaan yang berbeda:

  • Fathah: Membuka mulut lebar (kecuali huruf isti’la).
  • Kasroh: Membaca dengan mulut meringis.
  • Dhommah: Bibir harus mecucu.

Pada Jilid 2 B, anak mulai diajarkan membedakan bacaan panjang dan pendek. Bacaan panjang dilatih untuk membantu anak mengatur napas saat membaca Al-Qur'an.

4. Jilid 3: Mempelajari Lam Sukun dan Menghindari Tawallud πŸ”‘

Jilid 3 A mengajarkan anak untuk membaca huruf Lam Sukun dengan benar agar tidak terjadi tawallud (bacaan yang berlebihan). Penekanan pada cara pengucapan sangat penting di tahap ini.

Jilid 3 B melanjutkan dari Jilid 3 A, dengan fokus pada teliti dalam bacaan panjang dan pendek, memastikan anak mengerti perbedaan antara keduanya.

5. Jilid 4: Memahami Idghom Bighunnah dan Bacaaan Dengung 🎢

Pada Jilid 4 A, anak mulai memahami idghom bighunnah atau bacaan yang mendengung. Selain mempelajari bacaan panjang dan pendek, anak juga belajar membaca dengan dengungan yang benar.

Jilid 4 B melanjutkan dari Jilid 4 A, dengan tambahan latihan membaca kalimat yang lebih panjang. Harapannya, anak dapat membaca dengan LCTB (Lancar, Cepat, Tepat, dan Benar).

6. Jilid 5 A dan B: Belajar Qolqolah dan Lafdzul Jalalah 🎯

Setelah memahami dasar-dasar dari jilid sebelumnya, anak-anak dalam metode Qiraati akan memasuki tahapan yang lebih lanjut, mulai dari jilid 5 hingga menghafal tajwid. Setiap tahap memberikan penekanan khusus pada hukum bacaan dan keterampilan membaca Al-Qur'an dengan benar.

Pada Jilid 5 A, anak-anak diajari membaca Qolqolah, yaitu bacaan yang memantul. Mereka mulai mengenal lima huruf yang termasuk dalam bacaan qolqolah:

  • Qof
  • Ba'
  • Jim
  • Dal
  • Tho'

Setelah memahami Jilid 5 A, anak akan melanjutkan ke Jilid 5 B, di mana mereka mulai mengenal Lafdzul Jalalah (nama Allah dalam Al-Qur'an). Selain itu, mereka juga belajar tentang waqof-ibtida yaitu cara menghentikan dan memulai kembali bacaan ketika perlu, serta pentingnya membaca secara Tartil.

7. Jilid Juz 27: Persiapan Membaca Al-Qur'an πŸ•Œ

Setelah menyelesaikan Jilid 5, anak mulai belajar membaca Juz 27. Tahapan ini berfokus pada:

  1. Penguasaan waqof-ibtida
  2. Pembelajaran bacaan panjang-pendek
  3. Pengenalan mad aridz lissukun (bacaan waqof dengan panjang 3 alif)
  4. Mengasah kemampuan membaca Lafdzul Jalalah dan hukum-hukum lainnya.

 

Baca Juga: Healing With Quran (1 Bulan Membersamai Al Quran)

 

8. Jilid 6: Evaluasi Kemampuan Membaca πŸ“š

Jilid 6 adalah tahap evaluasi kemampuan anak dalam membaca Al-Qur'an. Pada tahap ini, anak diharapkan mampu mengaplikasikan semua yang telah dipelajari sejak Jilid Pra-TK hingga Juz 27. Evaluasi ini meliputi kemampuan membaca secara lancar, benar, dan dengan tajwid yang tepat.

9. Kelas Al-Qur'an: Praktik dan Pengawasan πŸ‘¨β€πŸ‘©β€πŸ‘¦

Setelah menyelesaikan semua jilid, anak akan masuk ke Kelas Al-Qur'an. Di sini, mereka:

  1. Terus diajari membaca Al-Qur'an dengan Tartil.
  2. Diberikan buku kontrol ngaji untuk mencatat perkembangan bacaan mereka, baik di TPQ maupun di rumah. 

Orang tua juga memiliki peran penting dalam mengawasi latihan anak di rumah, memastikan anak semakin lancar dan fasih.

10. Buku Ghorib: Menghafal Bacaan Khusus Al-Qur'an πŸ“–

Tahap selanjutnya adalah mempelajari Buku Ghorib, yang mengajarkan berbagai bacaan khusus dalam Al-Qur'an seperti:

  1. Waqof-ibtida
  2. Imalah
  3. Bacaan panjang yang sering dibaca pendek
  4. Ismam, dan lain-lain.

Pada buku ini, anak tidak hanya mempelajari secara teori, tetapi mereka harus menghafalkan bacaan-bacaan tersebut dengan bantuan guru.

11. Buku Tajwid: Menghafal Hukum Bacaan Tajwid πŸŽ“

Tahapan terakhir dalam pembelajaran Qiraati adalah menghafal hukum tajwid. Tajwid adalah hal yang sangat penting dalam membaca Al-Qur'an, karena Al-Qur'an diturunkan dengan hukum tajwid yang harus dipatuhi untuk menjaga keaslian dan keindahan bacaan.

Kesimpulan

Metode Qiraati menawarkan pendekatan praktis dan mudah dalam pembelajaran Al-Qur'an, dengan sistem yang terstruktur dan menyenangkan bagi anak-anak. Dimulai dari pengenalan huruf hijaiyyah melalui alat peraga hingga pembelajaran hukum-hukum tajwid seperti Qolqolah dan waqof-ibtida, setiap jilid dirancang agar anak dapat membaca Al-Qur'an dengan lancar, cepat, dan benar. Proses ini tidak hanya melatih kemampuan membaca, tetapi juga melibatkan evaluasi mendalam di Jilid 6, memastikan bahwa anak benar-benar siap memasuki tahap berikutnya.

Setelah menyelesaikan semua tahap, anak akan melanjutkan ke Kelas Al-Qur'an, di mana mereka terus mempraktikkan bacaannya dengan pengawasan guru dan orang tua. Ditambah lagi, pengajaran Buku Ghorib dan tajwid menjadikan metode ini lebih dari sekadar membaca; anak-anak dibimbing untuk menguasai bacaan Al-Qur'an sesuai dengan aturan syar'i. Metode Qiraati bukan hanya tentang belajar membaca, tetapi juga tentang menanamkan kecintaan dan keterampilan membaca Al-Qur'an dengan penuh keindahan dan ketepatan. 🌟

Rujukan

 

Generasi Tarbiyah Qurani (Genta Qurani), adalah yayasan yang menaungi Pesantren Daarul Mutqin, Megamendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Kurikulum kami berfokus pada hafalan (tahfidz) Al Quran dengan beragam program yang ditawarkan untuk berbagai kalangan dan tingkatan usia.

 

Ditulis pada Diterbitkan pada Sains dan Pendidikan.