Mengatasi Depresi: Anti Depresan Terbaik Bagi Seorang Muslim
Merasa depresi? Coba telaah bagaimana perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam. Merasa tertekan? Coba cari bagaimana keadaan Rasulullah dikejar-kejar dengan penuh tekanan.
Merasa sedih? Merasa galau? Merasa menderita? Coba renungkan lagi bagaimana sedihnya Rasullullah ketika ditinggal oleh kekasihnya tercinta, support system terbaik beliau di kala diserang rasa gundah. Coba renungkan lagi bagaimana galaunya beliau tentang umat Muslim yang sedang ditindas-tindasnya, tapi beliau tidak bisa berbuat apa-apa, hanya doa dan kepasrahan terhadap Allah yang beliau kokohkan.
Coba renungkan lagi, bagaimana penderitaan beliau, diteror oleh keluarga sendiri, dicaci maki oleh suku sendiri, dibully dengan berbagai macam bullian, diludahi, diserang dengan batu hingga berdarah-darah, yang bahkan sekelas malaikat pun tidak tahan dengan perlakuan manusia-manusia itu terhadap beliau.
Ketika malaikat itu menawarkan kepada beliau untuk mendoakan agar gunung menimpa mereka, apa yang Rasulullah perbuat? Beliau mendoakan agar keturunan mereka kelak termasuk orang-orang yang dekat dengan Allah.
PERHATIAN! PERHATIAN! PERHATIAN!
Coba kita lihat dengan mata yang dibuka selebar-lebarnya, coba kita pahami dengan hati yang penuh perhatiannya, bukankah Rasullullah sudah mendapatkan semua jenis bullying yang kita ketahui di zaman sekarang ini? Dibully melalui fisik, verbal, bahkan sampai batin pun, tapi Rasulullah tetap mengokohkan mentalnya dengan sebaik-baik pengokohan.
Beda banget dengan kita, sedih sedikit malah nulis status, depresi sedikit malah curhat di insta story. I know semua kemampuan mental manusia pasti berbeda-beda. Bahkan gak bisa dipungkiri banyak yang sedang menderita dengan penyakit mental yang melanda.
Tapi yang ingin saya garis bawahi di sini adalah, kita harus belajar dari manusia yang punya pengalaman penindasan mental, penindasan mental yang bukan hanya sehari-dua hari, ini BERTAHUN-TAHUNNNN. Bahkan, beliau gak pernah membalas sekali pun perbuatan mereka.
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
“Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.” (TQS. Ali 'Imran-ayat 139)
Dengan ayat ini kaum Muslimin diajarkan jangan bersifat lemah dan bersedih hati, meskipun mereka mengalami pukulan berat dan penderitaan yang cukup pahit dalam perang Uhud.
قَالَ لَا تَخَافَآ اِنَّنِيْ مَعَكُمَآ اَسْمَعُ وَاَرٰى
“Dia (Allah) berfirman. “Janganlah kamu berdua khawatir! Sesungguhnya Aku bersama kamu berdua. Aku mendengar dan melihat.” (TQS. Taha ayat 46)
Allah langsung yang menenangkan Nabi Musa dan Harun, dengan kalimat indah yang seperti ini “Aku akan melindungimu dan menolongmu”, “Aku mendengar ucapan dan ajakanmu, serta mendengar pula apa pun yang dikatakan Fir‘aun”. “Dan Aku juga melihat apa yang kamu lakukan untuk menjalankan perintah-Ku serta melihat apa yang diperbuat oleh Fir‘aun.”
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ
“Tuhanmu (Nabi Muhammad) tidak meninggalkan dan tidak (pula) membencimu.” (TQS. Adh Dhuha ayat 3)
Have you realized? Ternyata seluruh nabi, bahkan sampai Nabi Muhammad pun punya anti depresan yang manjur banget, tapi kita tidak sadar bahwa selama ini anti depresan itu dekat dengan kita, apakah itu? Yap, itu adalah sholat dan Al-Qur’an.
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْاٰنًا اَعْجَمِيًّا لَّقَالُوْا لَوْلَا فُصِّلَتْ اٰيٰتُهٗۗ ءَا۬عْجَمِيٌّ وَّعَرَبِيٌّۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هُدًى وَّشِفَاۤءٌۗ وَالَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرٌ وَّهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًىۗ اُولٰۤىِٕكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَّكَانٍ ۢ بَعِيْدٍࣖ
Mau sakit apa pun fisik dan jasmani, udah Allah jawab beribu-ribu tahun silam untuk kita, ya untuk kita, bukankah di ayat tadi sebutkan kata syifa?
Syifa yang artinya bukan hanya obat, tapi sebagai sebaik-baiknya penyembuh, padahal Allah sudah memberi tau kita lewat ayat-ayat nya “Hey, Qur’an ini bukan hanya sebagai petunjuk hidup, tapi sekaligus aku sediakan sebagai penyembuh untuk kamu loh.”
Kalau contohnya kaya gini, dalam suami istri “Mas, ini aku udah sediain obat yang lengkap loh, tinggal kamu minum aja yah.”
Hei, saking perhatiannya Allah, bahkan lebih dari itu dia mengatakan “Hey, hambaku yang beriman, Aku sudah sediain obat yang pasti menyembuhkan mu loh—YANG PASTI MENYEMBUHKANMU”. Jadi mau sampai kapan sih kita menjadikan Qur’an sebagai pajangan dalam kamar? Mau sampai kapan kita mengabaikan Qur’an? Yang bahkan barang yang kita abaikan yang kita tak peka ini ternyata menjadi asset penyelamatan kita di akhirat nanti.
So, daripada bingung mau mulai dari mana, mending kalian ikut program dauroh Qur’an di Pesantren Daarul Mutqin. Dijamin dapat healing jasmani dan rohani.
📝Penulis : Hafis
- Ustadz pengabdian Pesantren Daarul Mutqin
- Visual of Geng Santri Kece as Fathurrahman Ghibran