
Mengenal Enam Kitab Hadist Rujukan Muslim Sunni Global: Shahih Muslim
Islam berdiri tegak di atas dua fondasi utama yang kokoh: Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad ﷺ. Keotentikan dan keaslian Al-Quran terjamin sejak pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad ﷺ hingga akhir zaman nanti. Hal ini bukan sekadar klaim, melainkan jaminan langsung dari Allah SWT.
Bukti nyatanya dapat kita saksikan hingga saat ini, dimana seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia tetap berpegang pada Al-Quran yang sama persis seperti yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ 14 abad yang lalu.
Adapun hadits, secara definitif diartikan sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam, mencakup ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat-sifat, maupun riwayat hidup beliau, baik sebelum diangkat menjadi nabi ataupun sesudahnya. Pengertian ini merupakan intisari dari buku "Pengantar Studi Ilmu Hadits".
📚 Rujukan Utama Umat Islam Sunni Sedunia
Dalam khazanah keilmuan Islam, terdapat enam kitab hadits yang mendapat pengakuan luas dari kalangan Muslim di seluruh dunia. Keenam kitab ini sering dijadikan sebagai referensi primer dalam kajian ilmu hadits. Karya-karya monumental tersebut adalah:
1. Shahih Bukhari
2. Shahih Muslim
3. Sunan Abu Daud
4. Sunan al-Tirmidzi
5. Sunan al-Nasa'i
6. Sunan Ibn Majah
🌟 Shahih Muslim: Kitab Hadis Kedua Terpenting Setelah Shahih Bukhari
Shahih Muslim merupakan salah satu kitab hadis paling otoritatif dalam Islam, menempati posisi kedua setelah Shahih Bukhari. Kitab ini disusun oleh Abu al-Husein Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, seorang ulama hadis terkemuka yang lahir di Naisabur pada tahun 204 H.
Meskipun informasi mengenai keluarga dan masa kecilnya sangat terbatas, diketahui bahwa sejak usia 15 tahun, Imam Muslim telah aktif mendalami ilmu hadis. Semangat dan dedikasinya dalam meneliti dan menghafal hadis menjadikannya salah satu ahli hadis terkemuka setelah Imam Bukhari.
Metodologi Imam Muslim dalam Menyusun Shahih Muslim
Jika dibandingkan dengan metode Imam Bukhari, sistematika Imam Muslim dalam menerima hadis lebih longgar. Ia tetap menekankan validitas sanad, tetapi menerima periwayatan dari perawi yang hidup di zaman yang sama, meskipun tidak bertemu langsung.
Berikut adalah beberapa prinsip utama yang diterapkan dalam penyusunan Shahih Muslim:
1. Seleksi Perawi yang Ketat
Imam Muslim hanya meriwayatkan hadis dari perawi yang terpercaya, yaitu mereka yang memiliki sifat adil, kuat hafalan, jujur, amanah, dan tidak pelupa.
2. Hanya Memuat Hadis dengan Sanad yang Kuat
Hadis yang dimasukkan harus memiliki sanad yang:
- Musnad→ sanadnya lengkap
- Muttasil→ sanadnya bersambung
- Marfu’→ disandarkan langsung kepada Nabi Muhammad ﷺ
3. Penyusunan Hadis yang Sistematis
- Hadis-hadis yang memiliki makna serupa beserta sanadnya dikumpulkan dalam satu tempat, tidak tersebar di bab yang berbeda.
- Pengulangan hadis hanya dilakukan jika sangat diperlukan, baik untuk menjelaskan sanad maupun isi hadis.
- Jika terdapat perbedaan lafaz dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh banyak orang, Imam Muslim akan menjelaskan dari siapa lafaz tersebut berasal.
4. Penjelasan Istilah dalam Periwayatan Hadis
Dalam kitabnya, Imam Muslim juga menjelaskan perbedaan lafaz dalam periwayatan hadis, seperti penggunaan istilah haddatsana (dia menceritakan kepada kami) dan akhbarana (dia mengabarkan kepada kami).
Sistematika Penyusunan dalam Shahih Muslim
Seperti Shahih Bukhari, kitab Shahih Muslim tidak memiliki judul bab secara langsung. Imam Muslim hanya mengelompokkan hadis berdasarkan tema, dan nantinya para ulama pensyarah yang menentukan pembagian bab dalam kitab ini.
Dalam penyusunannya, Imam Muslim sangat selektif. Dari sekitar 300 ribu hadis yang ia ketahui, hanya 12 ribu hadis yang masuk ke dalam kitabnya—termasuk hadis yang berulang. Jika hadis yang terulang tidak dihitung, maka jumlahnya sekitar 4.616 hadis, sebagaimana disebutkan oleh Khalil Ibrahim Mulakhathar.
Ketelitian dan kecermatan Imam Muslim dalam menyusun kitab ini terlihat dari fakta bahwa proses penyusunannya memakan waktu hingga 15 tahun. Hal ini semakin menegaskan bahwa Shahih Muslim adalah salah satu kitab hadis paling autentik dan terpercaya dalam sejarah Islam.
Sumber: Hasanul Rizqa (23 April 2022).
Generasi Tarbiyah Qurani (Genta Qurani), adalah yayasan yang menaungi Pesantren Daarul Mutqin, Megamendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Kurikulum kami berfokus pada hafalan (tahfidz) Al Quran dengan beragam program yang ditawarkan untuk berbagai kalangan dan tingkatan usia.