Skip to main content

Memuliakan Guru Menurut Islam: Sebuah Wujud Penghormatan pada Ilmu

Dalam Islam, ilmu memiliki kedudukan yang sangat mulia. Oleh karena itu, ilmu tidak hanya harus dihormati tetapi juga dimuliakan. Merendahkan atau menyepelekan ilmu adalah tindakan yang tidak dibenarkan. 🙅‍♂️

 

Baca Juga: Pesantren Tahfidz Untuk Usia SMP/SMA Program 3 Tahun Mutqin 30 Juz

 

Menghormati Guru = Menghormati Ilmu

Salah satu cara terbaik untuk memuliakan ilmu adalah dengan memuliakan guru yang mengajarkannya. Betapapun tingginya ilmu seorang murid atau santri, ilmu tersebut tidak akan membawa berkah jika ia tidak menghormati gurunya.

Bahkan, merendahkan guru bisa membawa dampak buruk yang signifikan. Dalam Kitab Kifaayah al-Atqiyaa wa Minhaaj al-Ashfiyaa, disebutkan:

“Siapa saja yang merendahkan gurunya maka Allah SWT akan menimpakan tiga musibah berat kepada dirinya: (1) Lupa atas ilmu yang telah ia hapal; (2) Tumpul lisannya (dalam menyampaikan ilmu); (3) Hidup dalam keadaan faqir di akhir hayatnya.” (An-Nawawi, Salaalim al-Fudhalaa', hlm. 84).

Dari kutipan tersebut, jelaslah bahwa memuliakan guru adalah suatu keharusan. Ilmu yang diajarkan seorang guru tidak hanya membawa manfaat dunia, tetapi juga bisa menjadi bekal akhirat.

 

Baca Juga: Gap Year With Quran (1 Tahun Mutqin 30 Juz)

 

Belajar dari Teladan Imam Ali ra.

Imam Ali ra. memberikan teladan yang sangat mendalam tentang pentingnya memuliakan guru. Beliau pernah berkata:

“Aku berpendapat bahwa hak yang paling layak ditunaikan oleh setiap Muslim ialah hak seorang guru. Sungguh pantas dihadiahkan kepada dirinya seribu dirham (sekitar Rp 75 juta)—sebagai penghormatan—untuk setiap huruf yang telah ia ajarkan.”(Az-Zarnuji, Ta’liim al-Muta’allim, hlm. 16).

Bayangkan! Untuk satu huruf saja, seorang guru layak mendapat penghargaan sebesar itu. Lalu, bagaimana dengan ribuan atau bahkan jutaan huruf yang diajarkan kepada murid atau santri? Tentunya, penghargaan kepada guru seharusnya tidak hanya berupa materi, tetapi juga penghormatan yang tulus.

Memuliakan Guru Sebagai Tanda Pengabdian

Imam Ali ra. juga memberikan pernyataan penuh makna tentang hubungan antara murid dan guru:

“Aku adalah hamba sahaya (budak) dari siapapun yang mengajari aku meski hanya satu huruf. Jika dia mau, dia bisa menjual diriku. Jika dia mau, dia bisa menjadikan diriku tetap sebagai budaknya.” (Az-Zarnuji, Ta'liim al-Muta’allim, hlm. 15-16).

Ungkapan ini bukan berarti Imam Ali ra. benar-benar menjadi budak, tetapi menunjukkan tingginya penghargaan yang ia berikan kepada guru. Sebagai murid, kita juga diajarkan untuk menghormati guru dengan sepenuh hati, baik secara ucapan maupun tindakan.

 

Baca Juga: Healing With Quran (1 Bulan Membersamai Al Quran)

 

Mari Mulai dari Diri Kita!

Memuliakan guru tidak hanya dilakukan dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan nyata:

🌟 Hargai jerih-payah guru – Ingat bahwa ilmu yang kita pelajari adalah hasil usaha mereka.
🌟 Berikan penghormatan setinggi-tingginya – Ucapkan terima kasih dan doakan kebaikan mereka.
🌟 Jaga adab terhadap guru – Hindari sikap meremehkan atau berbicara buruk tentang mereka.

Selamat Hari Guru, 25 November 2024! 🎉 Semoga kita senantiasa menghormati guru-guru kita yang telah mendidik dan membimbing kita menuju ilmu yang bermanfaat.

📖 “Semoga Allah SWT memuliakan guru-guru kita di dunia dan akhirat.”

 

Aamiin.🙏

 

 

Generasi Tarbiyah Qurani (Genta Qurani), adalah yayasan yang menaungi Pesantren Daarul Mutqin, Megamendung, Puncak, Bogor, Jawa Barat. Kurikulum kami berfokus pada hafalan (tahfidz) Al Quran dengan beragam program yang ditawarkan untuk berbagai kalangan dan tingkatan usia.

 

Diterbitkan Dikategori Blog.
Tagar: opini